Dia menjelaskan, kompensasi ini menjadi penting terutama kalau berbicara konteks tahun ini, karena pemerintah masih menargetkan untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi sampai dengan akhir tahun nanti dan juga penyaluran dari BBM subsidi juga masih berada pada proses penyesuaian kepada data yang lebih reliabel dan dapat dipertanggungjawabkan.
Yusuf memaparkan, dampak lain yang juga bisa diberikan dari meningkatnya inflasi adalah potensi peningkatan jumlah penduduk miskin. Pasalnya, inflasi adalah gambaran mengenai pergerakan harga, dan untuk mengukur garis kemiskinan BPS juga menggunakan harga tertentu di suatu produk barang dan jasa.
"Jika inflasi mengalami peningkatan maka garis kemiskinan juga akan mengalami peningkatan sehingga ini yang berpotensi mendorong tingkat kemiskinan akan berada pada level yang relatif lebih tinggi jika inflasi meningkat secara signifikan," kata Yusuf.
Berbicara soal kesiapan masyarakat soal kenaikan harga BBM, Yusuf mengatakan bahwa ini tergantung masyarakat mana yang dimaksud. Kelompok menengah ke atas relatif siap karena penghasilan mereka relatif tinggi,
"Titik yang menjadi perhatian sebenarnya adalah kelompok pendapatan menengah ke bawah, terutama pendapatan masyarakat yang hidup di sekitar garis kemiskinan," tambah Yusuf.
Mereka ini, lanjutnya, belum dikategorikan miskin tetapi dikategorikan hampir miskin. "Kelompok inilah yang menurut saya perlu diidentifikasi dan kemudian mendapatkan BLT setidaknya selama periode kenaikan inflasi ini terjadi," tutur Yusuf.