JAKARTA, iNews.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, sepakat membentuk kelompok kerja atau aliansi untuk merumuskan perdagangan nikel dari Indonesia ke negeri Paman Sam.
Meski ada penolakan dari anggota senat AS terhadap produk mineral Indonesia khususnya nikel, Arifin menyebut, kedua negara ini telah membahas potensi kesepakatan mineral penting (critical mineral agreement/CMA) untuk mendorong perdagangan nikel guna produksi baterai kendaraan listrik.
"Ini kan tadinya ada apa anggota senatnya kan, against lah sama mineral Indonesia utamanya nikel. Kemarin presiden (Jokowi) sudah bicara dengan Pak Biden, pada prinsipnya setuju bikin Critical Mineral Program. Akan ada kelompok kerja agar ini semua bisa dirumuskan dan berjalan," kata Arifin, ketika ditemui di kantornya, Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (17/11/2023).
Seperti diketahui, AS telah mengeluarkan Undang-Undang Pengurangan Inflasi (IRA) yang menjadi batu terjal Indonesia untuk jadi pemain dunia di sektor baterai kendaraan listrik. Oleh karena itu, agar kendaraan listrik bisa mendapatkan setengah dari kredit pajak, sebagian mineral penting dalam baterainya harus diproses di AS atau kelompok negara yang memiliki perjanjian perdagangan bebas atau free trade agreement (FTA).
Terkait dengan itu, Presiden Jokowi membahas masalah tersebut dalam pertemuan dengan Joe Biden, disela-sela penyelenggaraan KTT APEC. Salah satu yang menjadi fokus pertemuan adalah perdagangan nikel.
“Ya nanti kita bisa masuk produk nikel kita bisa masuk ke sana, kan nanti harus ada FTA (Free Trade Agreement). Karena mineral ini kan sangat dibutuhkan untuk membantu energi transisi,” ungkap Arifin.