"Di 2030 kita punya bonus demografi, ini jadi keuntungan besar kita untuk bersaing dengan negara lain. Oleh karena itu, kita harus bersiap menyongsong bonus demografi teraebut. Jangan sampai yang produktif tidak punya keahlian yang baik, itu tujuan BLK ini," ucapnya.
Dia melanjutkan, satu BLK bisa menelurkan 1.000-2.000 tenaga kerja berkeahlian yang siap ditampung oleh industri setempat. Meski menurutnya angka tersebut kurang untuk mengentaskan tenaga kerja agar tidak menjadi pengangguran.
"Saya lihat ini lebih efektif untuk mendongkrak angkatan kerja yang berkualitas. Pelatihan bisa dilakukan setiap habis subuh, zuhur, atau isya karena memang santrinya ada di situ. Ini sangat efektif sekali," kata dia.
Untuk tahap awal, pemerintah menyediakan 10 kejuruan pelatihan yang akan diimplementasikan pada BLK ini di 2019. Kejuruan tersebut yaitu teknik otomotif sepeda motor, teknik las, pertanian, perikanan, woodworking, TIK, menjahit, teknik listrik, industri kreatif, dan bahasa.
"Pondok pesantren boleh memilih mau pelatihan untuk garmen, industri kreatif, banyak sekali alternatif. Kemenaker tidak memaksa, pesantren boleh memilih. Setelah dilatih ada yang menerima," tutur dia.