Untuk itu, eks Gubernur DKI Jakarta memaparkan sejumlah sektor prioritas Indonesia yang dapat menjadi peluang investasi bagi para investor, salah satunya adalah sektor hilirisasi industri. Terlebih, cadangan nikel yang dimilik Indonesia sangat besar sehingga bisa mendukung ekosistem kendaraan listrik terintegrasi.
“Menargetkan memproduksi 600.009 mobil listrik di 2030, yang akan kita mulai tahun depan,” ucap dia.
Presiden berharap para pebisnis APEC dapat menjadi bagian dalam proses tersebut. Sektor lain yang menjadi prioritas Indonesia adalah dalam hal transisi energi.
Menurutnya, saat ini Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) sebesar 3.600 gigawatt dan juga sedang membangun Green Industrial Park seluas 30 ribu hektare.
“Di mana untuk pengembangannya dibutuhkan investasi, dibutuhkan pengetahuan, dibutuhkan teknologi terkini untuk menghasilkan nilai tambah sekaligus mensejahterakan masyarakat secara berkelanjutan,” sambungnya.
Tak lupa, Jokowi mengatakan bahwa yang prioritas Indonesia saat ini adalah pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang dibangun dengan konsep kota pintar berbasis hutan dan alam. Ia menilai dalam pembangunan IKN tersebut memiliki potensi investasi yang terbuka dalam sejumlah sektor.
“70 persen area hijau, 80 persen transportasi publik berbasis energi hijau yang terbuka di berbagai sektor, infrastruktur, transportasi, teknologi, pendidikan, energi, keuangan, pariwisata, kesehatan, dan perumahan,” imbuhnya.
Oleh sebab itu, dengan melihat peluang dan sejumlah sektor prioritas tersebut, Presiden mengajak seluruh pebisnis yang hadir dalam APEC CEO Summit untuk dapat berinvestasi di Indonesia.
“Ini adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi di Indonesia dan saya harap Bapak Ibu dapat memanfaatkan peluang ini dengan lebih agresif dan lebih cepat,” kata dia.