Saking miskinnya, ibu dari Delta pernah merantau ke Manado untuk menjadi pembantu rumah tangga. Sedangkan sang ayah pergi ke Papua untuk menjadi buruh tambang tradisional.
"Ayah saya dulu pemabuk dan penjudi, sehingga utangnya banyak, ratusan juta. Setiap hari bertengkar sama ibu. Maka tahun 2010 itu mereka merantau. Ibu ke Manado sama adik dan ayah ke Papua. Saya sendirian di Surabaya," ungkap Delta.
Saat kedua orang tuanya merantau, Delta memilih tetap bertahan di Surabaya. Hal itu, bukan tanpa alasan. Delta bertekad dapat bekerja untuk melunasi semua utang orang tuanya.
Tekadnya itu, membuat Delta berpikir untuk memulai usaha online. Mimpi tersebut dapat diwujudkannya saat berpacaran dengan Tom yang memberinya dorongan untuk terjun ke bisnis online.
"Waktu itu saya sudah berpacaran dengan suami saya. Alhamdulillah suami memotivasi 100 persen. Kebetulan kami ini satu visi," ujar Delta.
Dia menuturkan, memulai bisnis online dengan menjual barang second melalui Facebook dan BBM. Beberapa tahun berjalan, usaha yang dirintis dari nol itu berkembang pesat, sampai akhirnya dia menjadi suplier sejumlah pedagang besar di berbagai kota di Indonesia.
Beberapa di antaranta PGS Surabaya, Tanah Abang, serta sejumlah pasar tradisional di seluruh wilayah Jatim. Meski begitu penjualan secara online terus berjalan, hingga sukses membangun jaringan dengan banyak enterpreneur muda di seluruh Indonesia.
"Alhamdulillah sekarang produksinya bisa sampai 8.000 tiap hari, dari mulai tas hingga sepatu," kata Delta.
Kini bisnis online yang ditekuni Delta bertambah pesat dengan omset miliaran rupiah. Delta juga gembira karena bisnis yang dijalankan bisa membuka lapangan pekerjaan baru bagi anak-anak muda pengangguran, termasuk juga warga tidak mampu.