"Banyaknya barang impor yang masuk ke Indonesia, dan saat ini penegak hukum kita belum mampu membasminya, ini berdampak pada kinerja Manufaktur kita yang sangat menurun," ucapnya.
Sarman menuturkan, kondisi melemahnya permintaan pasar akibat tiga faktor tersebut menyeret dampak pada efisiensi yang harus dilakukan oleh perusahaan, salah satunya pengurangan karyawan. Beberapa wilayah yang paling banyak melakukan PHK seperti di provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Banten.
"Memang industri padat karya kita ini produktivitas sangat menurun, sektor ini plainh banyak melakukan PHK," katanya.
"Kalau kita lihat dari kementerian ketenagakerjaan, bahwa sampai dengan bulan September, sudah terjadi PHK hampir 42.000 karyawan, ini semua sektor padat karya," tuturnya.