Kekayaan Bernard Arnault Melonjak Rp258 Triliun Berkat Kebijakan Stimulus China 

Aditya Pratama
Kekayaan miliarder Bernard Arnault melonjak hingga 17 miliar dolar AS atau setara Rp258,19 triliun hanya dalam satu hari. (Foto: AP)

Selama berbulan-bulan, para ekonom telah meminta pejabat China untuk berbuat lebih banyak untuk meningkatkan prospek yang lesu bagi ekonomi terbesar kedua di dunia, yang berisiko kehilangan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen. 

"Beijing tampaknya akhirnya bertekad untuk meluncurkan stimulus bazokanya secara berurutan. Pengakuan Beijing atas situasi ekonomi yang parah dan kurangnya keberhasilan dalam pendekatan sepotong-sepotong harus dihargai oleh pasar," tulis analis di bank investasi Nomura dalam sebuah catatan penelitian.

Faktanya, saham di China dan Hong Kong berada di jalur yang tepat hingga hari Jumat untuk mencatat minggu terbaik mereka sejak 2008. Indeks acuan Hang Seng Hong Kong telah naik lebih dari 12 persen pada minggu lalu, sementara saham unggulan China daratan CSI300 telah naik lebih dari 15 persen. 

Sebelumnya, Politbiro China, badan pengambil keputusan teratas yang beranggotakan 24 orang, pada pertemuan bulan ini membahas persoalan ekonomi negara tersebut. Dipimpin oleh pemimpin Xi Jinping, para pejabat berjanji untuk meningkatkan kebijakan fiskal dan moneter kontra-siklus untuk membantu warga berpenghasilan rendah dan menengah dan untuk memperbaiki pasar properti yang sedang lesu. 

Pengumuman tersebut muncul dua hari setelah Gubernur Bank Rakyat China (PBOC) Pan Gongsheng meluncurkan paket strategi untuk mendukung bisnis dengan memangkas salah satu suku bunga utamanya dan mengurangi jumlah uang tunai yang perlu disimpan bank sebagai cadangan, yang akan membebaskan uang untuk pinjaman.

Suku bunga reverse repo tujuh hari dipotong dari 1,7 persen menjadi 1,5 persen. PBOC juga memangkas rasio persyaratan cadangan untuk bank hingga setengah poin persentase, yang akan membebaskan sekitar 1 triliun yuan (142 miliar dolar AS) untuk pinjaman baru.

Selain itu, PBOC juga memotong hipotek yang ada dan menurunkan uang muka hipotek minimum dari 25 persen menjadi 15 persen untuk pembeli rumah kedua kali guna mendukung sektor properti yang sedang lesu. 

Editor : Aditya Pratama
Artikel Terkait
Makro
1 hari lalu

Menko Airlangga Ungkap RI Punya Daya Tarik Investasi yang Kuat, Ini Alasannya

Bisnis
2 hari lalu

Mentan Amran Tegaskan Pentingnya Permudah Izin Usaha, Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi 

Nasional
6 hari lalu

Perputaran Uang di Bahodopi Rp5,9 Triliun per Tahun, Didominasi Karyawan IMIP

Bisnis
7 hari lalu

Purbaya Ramal Ekonomi RI Tumbuh 5,7 Persen di Akhir 2025

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal