Adapun prospek ekonomi global tahun ini sangat dipengaruhi oleh perang di Ukraina dan perlambatan pertumbuhan ekonomi di China yang diperburuk oleh kebijakan ultra-ketat Covid negara itu. Selain itu, merosotnya sektor properti yang berkepanjangan di sana.
Tindakan keras regulasi dua tahun yang telah memukul nama-nama teknologi terbesar China seperti Alibaba Group dan Tencent Holdings, serta kekhawatiran Presiden China Xi Jinping akan mengorbankan pertumbuhan untuk ideologi dalam masa jabatan ketiganya, juga berdampak pada kepercayaan investor. Bursa saham Hong Kong dan daratan jatuh dalam beberapa pekan terakhir.
Yang Huiyan, pengusaha di balik Country Garden Holdings Co Ltd, yang seperti banyak pengembang China lainnya telah berjuang melawan masalah utang, mengalami penurunan kekayaan sebesar 15,7 miliar dolar AS atau Rp246,5 triliun. Ini merupakan penurunan terbesar dalam daftar 2022.
Sedangkan Zhong Shanshan, pengusaha air minum Nongfu Spring dan pengembang vaksin Beijing Wantai Biological Pharmacy Enterprise, menempati urutan pertama dalam daftar untuk tahun kedua berturut-turut, dengan kekayaan yang tumbuh 17 persen menjadi 65 miliar dolar AS atau Rp1.020,32 triliun.
Pendiri TikTok ByteDance, Zhang Yiming menempati posisi kedua, tetapi kekayaannya turun 28 persen menjadi 35 miliar dolar AS atau Rp549,4 triliun karena penurunan kapitalisasi ByteDance. Di tempat ketiga ada Zeng Yuqun, ketua raksasa baterai CATL.
Pendiri Tencent, Pony Ma, mencatat penurunan kekayaan terbesar kedua sebesar 14,6 miliar dolar AS atau Rp229,2 triliun di tengah penurunan harga saham teknologi, dan menempati posisi kelima dalam daftar. Pendiri Alibaba Jack Ma dan keluarganya turun empat peringkat ke posisi 9.