Kemudian, Zulhas menyampaikan, harga telur ayam ras masih stabil, kendati secara nasional hargga rata-ratanya berada pada kisaran Rp31.000-Rp33.000 per kilogram (kg). Saat ini, pemerintah tengah berupaya menekan harga telur ayam agar tidak semakin mahal. Salah satunya memberikan subsidi biaya angkut.
Dia menyebut, pemerintah memiliki anggaran dana belanja biaya tidak terduga (BTT) sebesar 2 persen. Dana tersebut bisa digunakan untuk mendanai ongkos angkut maupun subsidi.
"Begini, kalau harganya naik lebih dari 5 persen, Walikota akan turun tangan. Ongkos telur misalnya dari Blitar, itu bisa ditanggung oleh pemerintah daerah. Kalau masih naik juga bisa subsidi harga, pendek kata pemerintah akan melakukan segala upaya agar barangnya ada, harganya terjangkau. Tidak lebih dari 5 persen," tuturnya.
Sementara di sisi lain, Zulhas menyampaikan bahwa barang kebutuhan pokok lainnya terpantau stabil. Bahkan ada yang mengalami penurunan harga, seperti beberapa jenis cabai dan bawang-bawangan.
"Tadi temen-temen liat harga-harga stabil bahkan ada yang turun. Cabai itu turun saya kira harganya itu sangat murah sekali, bawang juga turun, cabai rawit, cabai keriting, cabai hijau turun harganya. Bawang juga. Kalau daging stabil, ayam stabil, telur stabil," ucapnya.