JAKARTA, iNews.id - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan tidak ada dampak yang ditimbulkan pasca Erupsi Gunung Semeru terhadap operasional penerbangan pada bandara yang berada di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Bali.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto, mengatakan, dari hasil pantauan berdasarkan ASHTAM VAWR untuk status abu vulkanik masih berada di Red Alert. Namun, pergerakan abu vulkanik tidak terdeteksi oleh satelit.
“Berdasarkan ASHTAM VAWR 2176 jam 03.30 UTC tanggal 5 Desember 2021 atau pukul 11.30 WIB, meskipun status abu vulkanik masih Red Alert, pergerakan abu vulkanik tidak terdeteksi oleh satelit HIMAWARI-8," ujar Novie dalam keterangan resmi, Senin (6/11/2021).
Novie menambahkan, untuk saat ini tidak terdapat bandara-bandara yang berada di area poligon dan di luar poligon sebaran abu vulkanik (volcanic ash), serta ATS Route tidak terdampak.
“Begitupun dengan hasil pantauan citra satelit dan SIGMET 06 pada pukul 03.30 UTC, menunjukkan bahwa tidak terdeteksi adanya sebaran abu vulkanik. Hasil Paper Test dari Bandar Udara Abdulrachman Saleh di Malang, pada pukul 08.00 sampai dengan 09.00 WIB di apron tidak teramati abu vulkanik,” kata dia.
Dengan demikian, Kemenhub akan terus melakukan monitoring dan koordinasi secara intensif dengan melibatkan Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Penyelenggara Bandar Udara.
“Operasional penerbangan pada bandara-bandara terdekat tetap berjalan normal, namun demikian akan terus dilakukan monitoring intensif aktifitas Gunung Semeru serta penyiapan langkah-langkah contingency sesuai ketentuan,” ucapnya.