Bandara Siboru akan menjadi jembatan udara di wilayah Papua Barat, menghubungkan Fakfak dengan daerah-daerah yang lain Fakfak ke Sorong, ke Timika, ke Kaimana, ke Amahai, ke Babo, ke Dobo, ke Bintuni, dan lain-lainnya. Dan, Bandara Douw Aturure yang berada di Provinsi Papua Tengah juga akan menghubungkan Nabire dengan beberapa kota di Papua, seperti Timika, Manokwari, dan Jayapura.
Bandara ini memiliki panjang runway 1.600 Meter x 30 Meter dan akan menjadi sarana akomodasi transportasi udara yang utama di Kabupaten Fakfak menggantikan fasilitas bandara sebelumnya yaitu Bandara Torea dimana Panjang Runway hanya 1.200 Meter x 30 Meter dan tidak dapat diperluas lagi.
Kemudian, Bandara Mentawai memiliki terminal penumpang berukuran 1600 m2 yang mampu menampung penumpang sekitar 53.000 lebih penumpang per tahun. Pembangunan bandara ini dibiayai melalui sumber pembiayaan SBSN dengan total anggaran sebesar Rp487 miliar. Kehadiran Bandara Mentawai memperlancar konektivitas dari Kota Padang ke Kabupaten Mentawai dan sekitarnya maupun sebaliknya.
Bandara ini memiliki panjang runway 1.500 x 30 meter, yang dapat dilandasi pesawat yang lebih besar yaitu ATR 72-600. Sebelumnya, bandara yang lama hanya bisa dilandasi pesawat kecil jenis Cessna Grand Caravan berkapasitas 12 orang dengan panjang runway 850 x 23 meter.
“Kehadiran bandara-bandara ini diharapkan juga akan mendongkrak potensi pariwisata di daerah masing-masing. Untuk itu diperlukan sinergi yang baik dari pemerintah daerah untuk mengoptimalkannya. Misalnya yaitu dengan menyelenggarakan berbagai event daerah, nasional dan internasional, mempromosikan destinasi wisata di daerahnya, dan upaya lainnya untuk mendorong tingkat okupansi pesawat,” ucap Budi Karya.