Dia menjelaskan, adanya pandemi telah mengubah business model perusahaan dari offline menjadi online. "Kami berharap pertengahan tahun 2023 sudah bisa go public. Kami berharap target dana IPO terkumpul mencapai 20 Milyar, yang akan digunakan untuk belanja modal seperti membeli mesin produksi, membangun pick up store, serta menggunakan untuk modal kerja perusahaan," ujar Alan.
Tim Deloitte Indonesia menjelaskan bahwa, mereka juga sudah melakukan kolaborasi dengan Bursa Efek Indonesia untuk memberikan pelatihan kepada pelaku usaha termasuk di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, untuk persiapan menuju IPO. Beberapa topik materi pelatihan adalah pembahasan pajak, legal, business plan, accounting, valuation, ESG, IP Branding & IT.
Beberapa poin penting dari hasil diskusi kegiatan ini adalah akan dibuat program kolaborasi lanjutan yaitu Demo Day dengan para peserta nya adalah Lembaga Profesi Penunjang Pasar Modal, seperti Law Firm, Kantor Akuntan Publik dan Underwriter.
Dengan adanya program kolaborasi diharapkan akan memastikan pelaku usaha parekraf mempunyai usaha yang sustainable dan melakukan implementasi Good Corporate Governance sebelum melakukan IPO.
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini menjadi penyemangat bagi industri kreatif untuk mengembangkan usahanya, menciptakan lapangan kerja, serta berkarya bagi negara.