Terkait dengan virus flu babi tipe baru, Agus mengatakan, Kementan telah meningkatkan pengawasan lalu lintas hewan dan produk hewan.
"Kalau penyakit ini lalu lintasnya barang dari material babi. Kalau lalu lintas babi hidup, biasanya lewat pelabuhan internasional, untuk produk babi bisa pelabuhan bisa bandara tergantung jumlahnya," kata dia.
Agus menambahkan pengawasan terhadap produk babi telah dilakukan sejak merebaknya kasus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika pada tahun lalu di China. Dari sisi penumpang, penutupan larangan terbang dari China menurunkan risiko masuknya produk.
"Sejak kasus ASF, kita sudah siap karena setiap penumpang dari China di bandara yang membawa produk babi, pasti kita tahan, kita uji, kemudian kita musnahkan. Namun dengan adanya penutupan karena Covid-19, ini sedikit menurunkan risiko penyebaran," kata Agus.