JAKARTA, iNews.id - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membantah penerapan skema dynamic pricing atau tarif dinamis pada harga tiket Kereta Cepat Whoosh karena jumlah penumpang yang kecil atau sepi. Kebijakan tersebut lebih didasarkan pada dinamisnya jumlah penumpang kereta cepat.
Staf Khusus (Stafsus) Menteri BUMN, Arya Sinulingga menyebut, pemberlakuan tarif dinamis tidak berhubungan dengan klaim bahwa Kereta Cepat Whoosh sepi penumpang. Adapun, angka penumpang akan tergantung pada pada jam sibuk (peak hour) atau jam non-sibuk (off peak hour), momen liburan (high season) atau non-liburan (low season), atau hari kerja maupun akhir pekan.
“Oh itu engga (sepi penumpang), itu dari awal udah begitu. Kita lihat bahwa kalau lagi puncak-puncaknya tinggi banget peminat. Lagi ini, bukan sepi, maksudnya kurang, ya udah kita lihat dinamis dia, lagi tinggi,” ujar Arya saat ditemui di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (30/1/2024).
Arya menilai, kondisi penumpang kereta cepat sama seperti dengan penumpang di pesawat, karena jumlahnya tergantung pada high season dan low season.
“Gini loh, di mana-mana yang namanya kereta cepat ini, lawannya apa? Pesawat naik turun ga harganya? Naik turun, dia dinamis. Musim lagi gak peak-nya dia turun, lagi tinggi dia naik, yang pastinya ada batas atas, batas bawah kan,” kata dia.