PalmCo diharapkan menjadi perusahaan sawit terbesar di dunia dari sisi luas lahan, yaitu mencapai lebih dari 600.000 hektare pada 2026, dan akan menjadi pemain utama industri sawit dunia.
Sehingga, PTPN dipercaya mampu berkontribusi meningkatkan produksi CPO nasional dan minyak goreng dalam negeri. PTPN memperkirakan, produksi minyak gorengnya akan meningkat dari 460.000 ton per tahun pada 2021 menjadi 1,8 juta ton per tahun pada 2026.
Sedangkan, SupportingCo akan menjadi Perusahaan Pengelola Aset Perkebunan, yang mencakup kegiatan pemanfaatan aset perkebunan melalui optimalisasi dan divestasi aset, pengelolaan tanaman perkebunan, diversifikasi usaha lainnya, serta green business yang mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Tiko menyampaikan, merger PTPN Group merupakan salah satu skema yang dijalankan oleh Kementerian BUMN. Salah satu tujuannya untuk efisiensi dan peningkatan berbagai indikator keuangan serta operasional perseroan.
Aksi korporasi PTPN Group, lanjut dia, merupakan transformasi menyeluruh, termasuk transformasi dari sisi sumber daya manusia. Dia menekankan agar ke depan, para pegawai, khususnya milenial, bisa menjadi pemain yang andal untuk mengelola perusahaan sawit.