"Selain itu, Plant Availability Factor (PAF) yang merupakan indikator kehandalan operasi kilang terhadap perencanaan operasi juga berhasil kami tingkatkan menjadi hampir 100 persen, lebih tinggi daripada versi RKAP sekitar 99 persen," ungkap Djoko.
Faktor kedua terkait efisiensi biaya operasi kilang. Menurutnya, pemakaian energi yang dikendalikan hingga angkanya di bawah target RKAP. Indeks intensitas penggunaan energi untuk produksi di kilang atau Energy Intensity Index (EII) tercatat di angka 108,6, lebih rendah daripada yang ditetapkan pada RKAP yang hampir sebesar 109. Untuk angka realisasi EII, semakin kecil semakin baik.
Djoko menuturkan, kinerja positif Kilang Pertamina yang merupakan perusahaan sub holding Pertamina untuk bisnis refining and petrochemical (kilang pengolahan dan petrokimia) juga tidak terlepas dari dukungan mitra bisnisnya.
"Kami sampaikan apresiasi kepada seluruh mitra bisnis yang telah mendukung pencapaian kinerja positif perseroan, antara lain PT Patra Niaga yang telah menjual produk BBM berkualitas, produksi dari Kilang Pertamina. Juga kepada PT PGN yang telah memasok gas alam ke kilang-kilang Pertamina untuk proses produksi," kata Djoko.
Dia juga menyampaikan apresiasi kepada pekerja kilang dan mendorong jajarannya untuk tetap bekerja keras, cerdas, tuntas dan ikhlas. “Segala ikhtiar di sisi operasional dan finansial yang menghasilkan peningkatan kinerja perusahaan ini tak lain merupakan kontribusi dari seluruh perwira atau pekerja PT Kilang Pertamina Internasional," ujar Djoko.