Sementara itu, pada semester I 2021, pendapatan iklan mengalami kenaikan sebesar 27 persen (YoY) menjadi Rp4.595 miliar dari Rp3.615 miliar pada periode yang sama di tahun lalu, dengan rincian sebagai berikut:
1. Iklan non-digital mengalami peningkatan sebesar 16 persen (YoY) menjadi Rp3.706 miliar dari Rp3.207 miliar pada semester I 2020
2. iklan digital megalami peningkatan yang signifikan sebesar 117 persen menjadi Rp889,2 miliar pada H1-2021 dari Rp409 miliar pada periode yang sama di tahun lalu.
Manajemen MNCN menjelaskan, untuk pendapatan konten di kuartal II 2021 mengalami peningkatan sebesar 4 persen (YoY) menjadi Rp349,8 miliar dibandingkan sebelumnya yaitu Rp336,5 miliar di Q2-2020.
Sebaliknya, pendapatan konten di H1-2021 mengalami penurunan sebesar 10 persen (YoY) dari Rp807,9 miliar di tahun 2020 menjadi Rp727 miliar, yang mewakili konten yang dipasok ke TV FTA milik MNCN. Pendapatan konten yang berasal dari pihak ketiga (ditampilkan sebagai pendapatan konten setelah eliminasi) tercatat sebesar Rp221,9 miliar pada semester I 2021.
Sementara beban langsung MNCN di kuartal II 2021 mengalami peningkatan sebesar 68 persen (YoY) menjadi Rp1.127 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu Rp670 miliar. Adapun beban langsung perseroan pada semester I 2021 mengalami peningkatan sebesar 35 persen (YoY) menjadi Rp1.868 miliar dari Rp1.381 miliar pada H1-2020.
Lonjakan besar pada beban langsung tersebut sejalan dengan penurunan produksi konten yang signifikan selama kuartal II 2020, yang disebabkan oleh berbagai periode semi-lockdown yang diterapkan pemerintah, serta dimulainya EURO 2020 pada Q2-2021.
Beban umum & administrasi mengalami peningkatan sebesar 13 persen pada Q2-2021 menjadi Rp440,6 miliar dari Rp388,5 miliar pada periode yang sama di tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh terus berkembangnya berbagai inisiatif digital
MNCN dan penambahan portal baru yang dilakukan selama tahun 2021, yaitu celebrities.id dan sportstars.id.
Adapun EBITDA MNCN tercatat sebesar Rp1.155 miliar pada Q2-2021 dibandingkan Rp892,6 miliar pada periode yang sama tahun lalu, mewakili margin EBITDA sebesar 42 persen. Sementara pada semester I 2021, EBITDA perseroan mengalami peningkatan sebesar 18 persen menjadi Rp2.108 miliar dari Rp1.787 miliar tahun lalu, mewakili margin EBITDA sebesar 43 persen.
Pada semester I 2021, total liabilitas mengalami penurunan secara signifikan sebesar 18 persen menjadi Rp3.659 miliar dibandingkan sebelumnya sebesar Rp4.461 miliar pada Desember 2020. Program penurunan hutang pada neraca MNCN akan berlanjut hingga akhir tahun, terutama pada pinjaman sindikasi dalam dolar Amerika Serikat yang jatuh tempo pada Agustus 2022.
Manajemen perseroan juga menjelaskan mengenai keluarnya MNCN dari indeks IDX30 telah menyebabkan pergerakan saham Perseroan mengalami penurunan pada minggu 26–30 Juli 2021, yang dibuka pada Rp840 dan ditutup pada Rp790, mewakili penurunan harga saham hampir 6 persen untuk minggu tersebut.
Diyakini bahwa harga saham akan meningkat karena laporan keuangan kuartal II 2021 akan segera dilaporkan dan RUPS Perseroan akan diadakan pada akhir bulan ini.
Executive Chairman MNC Group, Hary Tanoesoedibjo, menyambut positif kinerja MNCN di kuartal II 2021 dan Semester I 2021 tersebut.
“Saya sangat senang dengan kinerja Perseroan sejauh ini di tahun 2021. Kinerja luar biasa MNCN di kuartal ini membuat kami berada di jalur yang tepat untuk melampaui ekspektasi setahun penuh dan arus kas kami yang kuat memungkinkan untuk melanjutkan rencana penurunan hutang lebih cepat dari yang dijadwalkan," ujar Hary Tanoesoedibjo.
Dia menambahkan, perseroan berada di jalur yang tepat untuk tahun yang luar biasa dan diversifikasi berkelanjutan dari bisnis digital, perluasan pendirian operasi game, dan kinerja kuat yang berkelanjutan dari TV FTA.
"Ini menggambarkan kemajuan yang telah kami buat untuk memposisikan MNCN agar dapat memberikan pertumbuhan yang berkelanjutan untuk tahun-tahun mendatang,” kata Hary Tanoesoedibjo.