Menurut Wiwin, pelatihan menjahit menjadi pengalaman berharga dalam meningkatkan keterampilannya. Dibimbing instruktur yang ahli di bidangnya, Wiwin merasa banyak mendapat ilmu mulai dari pemahaman membuat pola, teknik pemotongan kain dan jahitan dasar.
“Sistem pembelajarannya lebih banyak berinteraksi, jadi kita bisa banyak bertanya untuk meningkatkan pemahaman dalam menjahit,” tuturnya.
Tidak butuh waktu lama mengasah kemampuannya, Wiwin langsung mencoba menerima pesanan setelah mengikuti pelatihan menjahit. Semula usaha menjahit dijalani dari rumah dengan menerima pesanan jahitan dari warga-warga sekitar.
Setahun berjalan, usaha menjahit dari rumah mulai mendapat tempat di mata masyarakat. Wiwin mulai banyak menerima pesanan. “Biasanya baju-baju untuk seragam keluarga dan membuat payet,” ucapnya.
Usaha menjahit yang semula dibangun dari rumah perlahan mulai berkembang. Wiwin memberanikan diri menyewa kios di pinggir jalan Poros, Batu 8, Bagan Siapiapi yang diberi nama ‘Win Model’.
“Saat ini kami sudah punya tempat di tepi jalan poros agar pemesannya juga lebih banyak dan lebih luas,” ujarnya.
Usaha menjahit yang dirintis perlahan memberikan dampak ekonomi. Dalam sebulan, Wiwin mampu meraup omset Rp3 juta. Penghasilannya meningkat dua kali lipat di saat hari besar seperti Hari Raya Idulfitri kemarin, mencapai Rp6 juta.