Pada tahun 1951, pasangan suami istri itu mulai serius untuk memproduksi jamu dengan mendirikan usaha rumahan sederhana dengan nama Sido Muncul, yang memiliki arti "impian yang terwujud". Mereka pun mengubah nama jamu tujuh angin menjadi Tolak Angin.
Bisnis jamu itu dirintis dari usaha rumahan di Jalan Bugangan Nomer 25, Semarang, Jawa Tengah, dengan mempekerjakan tiga karyawan perempuan.
Tak disangka, usaha mereka disambut baik oleh masyarakat. Alhasil pada tahun 1953, mereka berhasil mendirikan pabrik pertamanya yang berlokasi di Jalan Mlaten Trenggulun, Nomer 104, Semarang. Kemudian pada tahun 1970 dibentuklah CV Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul.
Tak perlu waktu lama, Bentuk CV Sido Muncul berubah menjadi Perseroan Terbatas atau PT dengan nama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul pada tahun 1975. Kemudian, pada 1984, perseroan merelokasi pabrik tersebut menjadi pabrik yang lebih modern di Jalan Kaligawe, Semarang.
Perjalanan bisnis pasangan ini tidaklah mulus. Pada 1972, Sido Muncul memiliki utang sebesar Rp46 juta yang pada saat itu merupakan nominal yang sangat besar karena penjualan jamu perseroan saat itu hanya Rp800.000.