Sejak saat itu, Henri menggunakan logo sarang burung yang menjadi ikon Nestle sampai sekarang. Dalam beberapa tahun berikutnya, produk Farine Lactee dipasarkan dan dijual di Eropa dan Amerika Serikat.
Nestle hadir di Indonesia melalui impor susu kental manis Milkmaid atau yang kemudian dikenal dengan nama Tjap Nona pada 1873. Sementara pada 1875, Henri menjual perusahaan dan pabriknya kepada tiga pengusaha lokal, namun pemilik baru tetap mempertahankan namanya. Henri meninggal karena serangan jantung pada 1890.
Sementara pada 1905, Nestle bergabung dengan Anglo-Swiss Condensed Milk Company untuk membentuk apa yang sekarang dikenal sebagai Nestle Group. Dalam perjalanannya, Nestle mengembangkan produk lain dan mengakuisisi sejumlah perusahaan.
Pada akhir 1920-an, Nestle mengakuisisi Calliet, Peter dan perusahaan cokelat Swiss Kohler. Setelah itu, cokelat menjadi salah satu utama bisnis perusahaan.
Pada 1938, Nestle meluncurkan produk kopi pertama, Nescafe. Kopi ini menjadi salah satu produk Nestle yang paling sukses.
Setelah itu, Nestle terus mengakuisisi perusahaan makanan, minuman, es krim, hingga perawatan hewan peliharaan. Inovasi, merger, dan akuisisi yang terus-menerus dilakukan membuatnya menjadi pemimpin pasar dan perusahaan telah mendiversifikasi kategori kesehatan, kecantikan, dan kebugaran.
Nestle saat ini memiliki lebih dari 2.000 merek mulai dari ikon global hingga produk favorit. Dan Nestle sekarang ada di 191 negara di seluruh dunia.
Di Indonesia, Nestle berkembang pesat hingga mendorong Nestle Indonesia membuka pabrik di sejumlah wilayah Indonesia, yakni pabrik di Panjang (Lampung), Karawang (Jawa Barat), Kejayan (Jawa Timur) dan Jawa Tengah.
Beberapa produk Nestle yang diproduksi di dalam negeri, yakni susu, makanan dan minuman dengan merek seperti Dancow, Nescafe, Milo, Nestlé Cerelac, Bear Brand, KitKat, Carnation, Milkmaid, serta berbagai produk minuman siap saji lainnya.