Kisah Remaja 17 Tahun Korban Bullying Sukses Bisnis Fashion Beromzet Rp14 Miliar

Aditya Pratama
Sukone Hong, remaja 17 tahun korban bullying yang sukses bisnis fashion. Foto: Paradox Computers

Hong mulai membuat situs pakaiannya sendiri, yang menawarkan pakaian kasual unisex dengan desain sederhana dan ceria. Dari sini lahirlah Olaga Studio. 

"Tidak ada yang terjadi selama seminggu. Kemudian pada Senin pagi, ada sekitar 15 pesanan. Lima puluh pesanan saat makan siang. Delapan puluh pada malam hari. Seminggu itu saya menjual 300 kemeja," ujar Hong. 

Tiga tahun setelah didirikan, produknya sukses secara regional dan mencatatkan penjualan tahunan sebesar 1,2 juta dolar AS atau Rp17,12 miliar dari enam pasar Asia. Bahkan menjadi peringkat pertama dalam kategori kaos Style Share

Sementara bisnis smartwatch braille didirikan dengan tujuan membantu tunanetra menerima informasi, seperti teks dan pesan dari ponsel mereka. Paradox Computers adalah perusahaan di balik smartwatch braille miliknya. 

Sebenarnya jam tangan seperti ini sudah beredar di pasaran selama beberapa tahun. Namun harganya mahal, biasanya lebih dari 300 dolar AS, sehingga sulit diakses oleh banyak tunanetra.

Setelah mengerjakan proyek sekolah tentang disabilitas, Hong menyadari ketidaksetaraan dan memutuskan harus ada pilihan lain yang lebih terjangkau.

"Saya menemukan bahwa ini sangat tidak adil. Dan, pada saat yang sama, ini adalah peluang bagus untuk bisnis," ucap Hong. 

Jadi, dia mulai memahami pasar, berbicara dengan orang-orang tunanetra untuk mengetahui kebutuhan mereka, dan para teknisi untuk mencari solusi. Kemudian, dengan jaringan yang dimiliki dari bisnis fashion-nya, Hong berhasil mendapatkan pendanaan sebesar 300.000 dolar AS.

"Latar belakang saya sebagai CEO membantu saya. Saya belajar bahwa meskipun saya tidak memiliki latar belakang teknologi, saya dapat mempekerjakan semua orang ini," tuturnya.

Enam bulan berlalu, Paradox Computers menjual smartwatch seharga 80 dolar AS dan telah terjual ratusan unit. Saat ini ada 3.000 pre-order dari China.  Dan meski telah sukses, Hong berkomitmen untuk menyelesaikan pendidikannya.

"Ketika bisnis berkembang pesat, saya berpikir untuk putus sekolah. Tapi saya bertemu banyak CEO dan mereka semua mengatakan kepada saya bahwa saya harus kuliah," kata Hong.

Editor : Jujuk Ernawati
Artikel Terkait
Megapolitan
5 hari lalu

Gegara Masalah Sepele, Remaja Aniaya Pria Paruh Baya di Jakpus

Internasional
13 hari lalu

Geser Kanker, Bunuh Diri Jadi Penyebab Kematian Tertinggi Usia 40 Tahunan di Korsel

Internasional
16 hari lalu

Korea Utara Tak Mempan Dihukum Sanksi soal Nuklir, Trump Harus Turun Tangan

Buletin
16 hari lalu

Tawuran Pelajar di Cikarang Utara Tewaskan 2 Orang

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal