Nanang pun melakukan segala cara untuk tetap menjalankan usahanya, termasuk menjual handphone dan meminta bantuan sang kakak untuk meminjam uang ke bank.
“Saya terpaksa nyari pinjaman dari kakak saya sebesar Rp5 juta. Itu pun kakak saya yang mengambilkan di bank, soalnya saya belum punya omzet yang pasti. Kalau orang produksi harus ada uang simpanan Rp10 juta kalau pinjam Rp5 juta,” kata dia.
Kisah sukses mantan sopir jadi pengusaha sangkar burung dimulai. Dengan memanfaatkan modal pinjaman tersebut, omzet Nanang pun bertambah, sehingga dia harus meminjam kembali dari bank sebesar Rp75 juta untuk meningkatkan produksinya, salah satunya adalah untuk merekrut karyawan. Hal ini dilakukan karena produksinya dalam satu minggu mencapai 80 sangkar.
Kerja keras dan perjuangan Nanang pun membuahkan hasil. Sekarang dia memasarkan hasil produksinya ke brand-brand besar dan omzetnya meningkat pesat.
Nanang menegaskan bahwa kerja keras tak akan mengkhianati hasilnya, seperti yang telah dilakukannya selama ini.
“Utama adalah kita harus bekerja keras dengan diimbangi keuletan, keterampilan, kesabaran, ketulusan, dan keikhlasan dari semua masalah yang kita rasakan,” ujar Nanang.
Itu tadi ulasan kisah sukses mantan sopir jadi pengusaha sangkar burung. Semoga kisahnya menginspirasi Anda.