Dia pun terpikat pada boom teknologi yang terbentuk di Silicon Valley. Dia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk memecahkan salah satu masalah awal industri Internet: memilah informasi.
Terobosan datang pada 1996, ketika dia mengembangkan mekanisme pencarian yang dia sebut "analisis tautan", yang melibatkan penentuan peringkat popularitas Web situs berdasarkan berapa banyak situs Web lain yang terkait dengannya.
Segera setelah itu, dia pun menghadiri sebuah konferensi komputer di Silicon Valley dan mendirikan gerai sendiri guna menunjukkan temuan pencariannya. William I. Chang, yang saat itu adalah chief technology officer di Infoseek, bertemu dengan Mr. Li di konferensi dan merekrutnya untuk mengawasi pengembangan mesin pencari.
Setelah puas belajar di Amerika, Li pun mendirikan perusahaan pencari sendiri di China, dengan nama Baidu.
Dengan pemerintah China yang kerap melarang pertumbuhan internet di negaranya, dia pun harus berjuang mengembangkan Baidu. Namun, dengan penduduk China mencapai populasi 1,3 miliar, dan sekira 130 juta di antaranya adalah pengguna internet, maka China menjadi pasar online yang terbesar setelah Amerika.
Meski demikian, Baidu pun berhasil meyakinkan pemerintah China untuk membantu mereka melakukan sensor di situs Web-nya. Baidu pun mendominasi situs pencari di China karena mendapat dukungan dari pemerintah China, dan memblokir Google.
Saat ini, tidak ada perusahaan internet di China yang tumbuh secepat Baidu, yang memiliki lebih dari 50 persen pasar pay per click.
Pasar China yang dipenuhi dengan prospek perusahaan teknologi, perusahaan Internet Amerika telah gagal mendominasi di sini. Pada 2003, eBay membeli perusahaan pelelangan terbesar di China, tapi tetap gagal mendominasi. Senada, pada 2004 Amazon membeli merchandiser online Cina terbesar, tapi tetap saja kalah.
Dan sekarang, Google membangun tim peneliti besar di Beijing, tidak jauh dari markas Baidu. Namun analis mengatakan tidak akan mudah bagi Google untuk mengambil pasar Baidu.