Kisah Sukses William Soeryadjaya, Berawal dari Jualan Kertas hingga Dirikan Astra International

Viola Triamanda
Kesuksesan perusahaan otomotif terbesar di Indonesia, Astra International tidak terlepas dari sosok William Soeryadjaya, anak pedagang di Majalengka. (Foto: Istimewa)

Tak kenal menyerah, bangun dari keterpukan dan belajar dari pengalaman pahit, lima tahun kemudian bersama sang adik, Tjia Kian Tie dan kawannya, Lim Peng Hong mencoba untuk mendirikan PT Astra International. Bisnis ini awalnya hanya bergerak dalam pemasaran minuman ringan merek Prem Club, karena sukses, William berekspansi dengan mengekspor hasil bumi. 

Perusahaan kemudian semakin berkembang dan Astra memperluas lahan garapannya yakni ke sektor otomotif, peralatan berat, peralatan kantor, perkayuan, dan sebagainya. 

William mengaku keberhasilan Astra tidak terlepas berkat ada kebijaksanaan Pemerintah Orde Baru, yang memberi angin sejuk kepada dunia usaha untuk berkembang. Salah satu contohnya tahun 1968-1969, Astra diperkenankan memasok 800 kendaraan truk merek Chevrolet.

Kebetulan, saat itu pemerintah sedang mengadakan program rehabilitasi besar-besaran. Saking banyaknya yang membutuhkan, kendaraan truk itu laris bak pisang goreng. Apalagi, ketika itu terjadi kenaikan kurs dolar, dari Rp141 menjadi Rp378 per dolar AS. Hal inilah yang membuat bisnisnya semakin melejit hingga William berpikir untuk memproduksi sendiri produk sebelum dijual ke masyarakat luas. 

Tak selalu berjalan mulus, William kembali melewati masa sulit saat harus menjual seluruh sahamnya guna memenuhi kewajiban pembayaran ke Bank Summa. Di bank ini William mengantongi 60 persen saham yang dibagi rata dengan Edward, anaknya. 

Namun sayangnya Edward kurang berhati-hati dalam menjalankan roda usaha perbankan itu karena terlalu royal dalam mengumbar kredit. Akibatnya, tahun 1992 bank ini dilanda utang yang begitu besar dan untuk melunasinya, terpaksa William harus melepas kepemilikannya di Astra.

Selain pekerja keras, dia juga peduli terhadap sesama. Dia juga peduli dengan dunia pendidikan di Indonesia. Saat itu ia merelakan tanah di Cilandak, Jakarta Selatan terjual dengan harga miring untuk pembangunan gedung Institut Prasetya Mulya. 

Dia dikenal juga dengan sosok yang religius dan selalu menekankan bahwa keberhasilan yang diperoleh berkat rahmat tuhan. William Soeryadjaya wafat di tahun 2010.

Editor : Aditya Pratama
Artikel Terkait
Mobil
10 bulan lalu

Pakar Feng Shui Ungkap Bisnis Otomotif Bakal Penuh Tantangan di Tahun Ular Kayu, Ini Harus Diperhatikan

Niaga
1 tahun lalu

Dongkrak Sektor Otomotif, ACC Tingkatkan Penetrasi Pembiayaan Kendaraan

Bisnis
1 tahun lalu

Astra International Bukukan Laba Bersih Rp15,85 Triliun di Semester I 2024

Niaga
1 tahun lalu

Populasi 26,5 Persen, Generasi Z Jadi Pasar Potensial di Sektor Otomotif

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal