Keinginan Awata untuk berekspansi masih jauh dari kata terpuaskan. Toridoll kini telah mengalokasikan lebih dari 650 juta dolar AS untuk merger dan akuisisi di Eropa, Asia, dan China Raya, dengan tujuan meningkatkan jumlah restorannya tiga kali lipat menjadi lebih dari 5.500 dan menggandakan pendapatan menjadi 2 miliar dolar AS dalam lima tahun ke depan.
Ide untuk melakukan ekspansi ke luar negeri didapat Awata saat tengah berlibur ke Hawaii. Pada tahun 2011, Toridoll membuka restoran pertamanya di Hawaii, diikuti oleh restoran di China, Indonesia, dan negara-negara lain yang lebih dekat dengan negara asal mereka.
Pada tahun 2021, restoran Marugame Seimen pertama dibuka di London. Alih-alih menggunakan pendekatan satu selera untuk semua selera, Awata melayani preferensi lokal. Restoran-restoran di sejumlah daerah menawarkan cita rasa lokal, seperti kaldu berbahan dasar tomat di China, yang pertama kali dibuka pada tahun 2012, dan topping cabai di Indonesia (Marugame Udon), yang diperkenalkan setahun kemudian.
Selama pandemi, Awata menyediakan mi udon gratis kepada anak-anak kurang mampu melalui truk makanan yang berkeliling di Jepang dan juga menyediakan makanan di rumah sakit kepada petugas kesehatan.
“Hal-hal yang membangkitkan gairah terhadap makanan tersembunyi di tempat-tempat yang tidak terduga. Kami menemukan hal-hal tersembunyi tersebut dan menawarkannya sebagai nilai baru untuk membangkitkan kegembiraan pelanggan kami. Ini adalah kekuatan pendorong terbesar bagi pertumbuhan dan misi kami,” tulis Awata di laman Toridoll.
Toridoll melaporkan rekor pendapatan sebesar 360 juta dolar AS pada kuartal II 2023, naik 20 persen dari periode yang sama tahun lalu. Selain menarik lebih banyak pengunjung ke restorannya, perusahaan juga melayani take away, yang berkontribusi pada peningkatan pendapatan.
Meskipun pertumbuhannya cepat, laba bersih perusahaan turun 20 persen menjadi 50 juta dolar AS, sebagian besar disebabkan oleh inflasi, yang antara lain berdampak pada biaya bahan-bahannya.