"Tindakan proaktif berdasarkan mitigasi guna menjaga kelangsungan dimaksud, pada kondisi pendapatan yang sangat minimal, karena terjadi pembatasan perjalanan dan penghentian sementara operasional penerbangan," ucapnya.
Sejak beroperasi secara bertahap, Lion Air rata-rata mengoperasikan 10-15 persen dari kapasitas normal rata-rata 1.400-1.600 penerbangan per hari. Pandemi Covid-19 dinilainya membuat industri penerbangan mati suri.
"Sementara, biaya-biaya yang harus ditanggung tanpa beroperasi masih cukup besar, sehingga menimbulkan kesulitan yang sangat berat," katanya.
Lion Air, kata Danang, telah menggelar pembicaraan dengan mitra-mitra usaha dan memotong penghasilan seluruh karyawan, termasuk manajemen dengan porsi yang variatif. Semakin besar penghasilan, semakin besar pula potongannya.
"Kebijakan-kebijakan tersebut telah mulai dilaksanakan dan diterapkan tahun ini pada Maret, April, Mei, Juni sampai waktu yang belum ditentukan," ucapnya.
Danang tak menyebut berapa banyak karyawan yang tak diperpanjang. Namun, Lion Air berjanji memprioritaskan karyawan-karyawan tersebut untuk bekerja kembali saat situasi normal.