Dia menjelaskan, kerja sama tersebut merupakan kelanjutan dari komitmen Indonesia dan Korsel untuk pengembangan energi hijau melalui ekosistem kendaraan listrik.
Hal itu, telah diralisasikan melalui kerja sama antara konsorsium perusahaan Korea Selatan, yang di dalamnya termasuk LG, Hyundai, KIA, dan Posco dengan BUMN Indonesia IBC (Indonesia Battery Corporation).
Kerja sama ini, lanjutnya, meliputi pembangunan industri baterai listrik terintegrasi dimulai dari pertambangan dan peleburan (smelter) nikel yang berlokasi di Halmahera, Maluku Utara hingga industri pemurnian (refinery).
Selanjutnya, industri prekursor dan katoda, serta perluasan industri sel baterai yang akan dibangun di KIT Batang, Jawa Tengah, hingga industri daur ulang baterai listriknya, dengan total rencana investasi mencapai Rp142 triliun.
Nota kerja sama antara Kementerian Investasi/BKPM dan MOTIE ini nantinya juga bakal memfasilitasi kegiatan kerja sama investasi yang bergerak di sektor industri dan energi hijau, seperti ekosistem kendaraan listrik, baterai, semi-konduktor, dan energi terbarukan.
Selain itu, dalam pengembangan pabrik produksi kendaraan listrik, Hyundai juga telah merealisasikan investasinya yang mencapai nilai 1,5 miliar dolar AS di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, yang telah mulai berproduksi sejak Januari 2022 dengan kapasitas produksi saat ini mencapai 150.000 unit per tahun.