Amin menyebut, potensi ekspansi kredit terbuka lebar bagi BRI, terutama karena saat ini tren permintaan restrukturisasi dari debitur sudah berkurang. Pelaku UMKM di banyak daerah juga sudah mulai bangkit dan meningkatkan kembali kapasitas produksinya.
Berdasarkan hasil survei aktivitas bisnis UMKM yang dilakukan oleh BRI atau BRI Micro & SME Index (BMSI), terlihat bahwa optimisme UMKM menyongsong 2021 mulai bangkit. Hal ini ditunjukkan oleh Indeks Ekspektasi Aktivitas Bisnis (IEAB) yang ada di atas 100, yaitu 105,4 per kuartal IV/2020. Angka ini menunjukkan bahwa mayoritas UMKM masih optimis ada perbaikan pada usahanya mulai awal 2021.
Pada saat yang sama, Indeks Kepercayaan Pelaku usaha (IKP) UMKM kepada pemerintah meningkat dari 126,8 per kuartal III/2020 menjadi 136,3 per akhir 2020. Indikator ini menyiratkan kepercayaan UMKM pada kemampuan pemerintah menjalankan tugas untuk memulihkan kondisi ekonomi.
Kondisi itu bisa dimanfaatkan BRI sebagai bank yang fokus melayani pelaku UMKM untuk meningkatkan fungsi intermediasinya dan kembali meningkatkan profitabilitas. Selain itu, beragam insentif fiskal dan relaksasi dari otoritas bisa dimanfaatkan BRI untuk mendorong kinerjanya.
"Harusnya tahun ini menjadi momentum perbaikan. Jika memang kondisi sangat baik, justru pencadangan yang kuat tahun lalu bisa saja dijadikan laba untuk tahun ini," katanya. (CM)