Sementara itu, posisi neraca keuangan ELSA tercatat baik dengan total aset Rp9.350 miliar, serta mencatatkan kas setara kas sebesar Rp1,87 triliun atau 20 persen dari total aset per 30 September 2023.
Bachtiar menjelaskan, pertumbuhan laba bersih perseroan menghasilkan peningkatan margin laba bersih dari sebelumnya 3,4 persen menjadi 4,5 persen. Peningkatan kinerja ini juga didorong oleh efek dari efisiensi struktur biaya sebagai upaya ELSA dalam merespons situasi industri saat ini.
“Kinerja pada jasa distribusi dan logistik energi masih menjadi kontributor utama dalam pendapatan usaha perseroan. Di samping itu, terdapat peningkatan profitabilitas yang cukup signifikan pada jasa hulu berkat penerapan operation excellence yang konsisten, investasi yang selektif dan tepat sasaran, serta fokus pada optimalisasi utilisasi aset eksisting,” ujar Bachtiar.
Selain itu, lanjut Bachtiar, fundamental ELSA yang kokoh dan tercermin dari kinerja pada periode sembilan bulan pertama di 2023 ini juga turut diapresiasi pasar dengan harga saham perseroan yang cukup solid dan diakhir perdagangan bulan September 2023 ditutup pada level Rp418 per lembar saham.
ELSA menargetkan pertumbuhan laba bersih sebesar 12% hingga akhir tahun 2023. Adapun, perseroan optimistis dapat mencapai target tersebut dengan berfokus memperkuat dan mengembangkan tiga bisnis inti yakni, jasa hulu migas, jasa distribusi dan logistik energi, serta jasa pendukung migas yang mampu menopang kinerja perseroan satu sama lain.
“Kami optimistis dan yakin dapat mencatatkan kinerja yang gemilang hingga akhir tahun 2023 nanti,” tutur Bachtiar.