MEDAN, iNews.id - Lobak asal Sumatera Utara (Sumut) sangat digemari masyarakat Jepang. Hal itu, terlihat dari ekspor lobak (Sumut) ke Jepang yang tercatat menembus 120 ton dengan nilai Rp4,4 miliar sepanjang tahun ini.
Kepala Karantina Pertanian Belawan, Lenny Hartati Harahap, mengatakan lobak Sumut rutin diekspor ke Jepang dan terus mengalami peningkatan permintaan. Rakyat Jepang menggemari lobak Sumut karena memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.
Terkait dengan itu, Karantina Pertanian Belawan secara rutin melakukan karantina untuk pemeriksaan kelengkapan dokumen dan kondisi fisik lobak yang akan diekspor dalam keadaan sudah direbus dan dikemas dengan vakum.
Saat ini, pihaknya melakukan tindakan karantina terhadap 10 ton lobak rebus yang bernilai ekonomis Rp190 juta milik PT Wahana Graha Makmur (WGM). Lobak tersebut diperiksa di gudang PT WGM yang sudah ditetapkan sebagai Instalasi Karantina Tumbuhan (IKT).
“Lobak rebus yang akan diekspor harus bersih atau steril di gudang ataupun saat diekspor. Dan dikemas dengan vakum, penyimpanan pada suhu -20 derajat celcius dan dibawa dengan container refer dengan suhu yang sama untuk menjaga keawetan lobak tersebut agar terhindar dari kontaminasi organisme pengganggu tumbuhan khususnya bakteri," ungkap Lenny melalui keterangan persnya (18/7/2023).
Lenny menjelaskan, IKT yang telah ditetapkan oleh Badan Karantina Pertanian memiliki fasilitas, prosedur kerja dan produk hilirisasi yang membantu memperkecil adanya resiko kontaminasi Organisme Pengganggu Tumbuhan.
“Dengan adanya fasilitas perusahaan yang lengkap dan memenuhi standar ekspor sangat membantu kelancaran pelaksanaan tindakan karantina yang berimbas pada percepatan ekspor," tutur Lenny.