BEIRUT, iNews.id - Krisis ekonomi yang semakin parah di Lebonan membuat banyak warganya berusaha keras untuk bertahan hidup. Bahkan, kaum perempuan terpaksa membuat pembalut menggunakan popok bayi atau kain lap bekas hingga tentara menyewakan helikopternya.
Jatuhnya nilai mata uang dan melonjaknya harga-harga di Lebanon akibat krisis ekonomi membuat Sherine tidak mampu membeli pembalut. Jadi, setiap bulan dia terpaksa membuat sendiri pembalut dari popok bayi atau kain lap.
"Dengan naiknya harga dan frustrasi yang dihadapi, saya lebih baik berhenti menstruasi," kata wanita berusia 28 tahun itu sambil menangis, dikutip dari Gulf News, Minggu (11/7/2021).
Harga pembalut yang sebagian besar diimpor telah meningkat hampir 500 persen menjadi 13.000 hingga 35.000 pound Lebanon atau setara Rp124.900 hingga Rp336.300. Akibatnya, puluhan ribu perempuan di sana putus asa mencari alternatif pembalut dengan harga terjangkau. Sherine awalnya beralih ke pembalut murah, namun justru menyebabkan iritasi dan harganya juga mulai naik.
"Saat ini saya menggunakan handuk dan potongan kain," ujarnya.
Ada juga perempuan yang menggunakan koran, tisu toilet atau lap bekas sebagai pengganti pembalut. Bahkan seorang ibu harus memberikan popok bayi dari toko tempatnya bekerja untuk ketiga putrinya yang berusia 12-14 tahun.