Dari sisi laba kotor, MNCN mengalami penurunan sebesar 7% menjadi Rp1.425 miliar. Hal ini terutama disebabkan oleh dampak penerapan ASO yang cukup memberikan ketidakpastian di industri. Namun, kuartal ini telah menunjukkan peningkatan sebesar 53 persen dibandingkan kuartal IV 2022.
Adapun EBITDA Perseroan untuk kuartal I 2023 mencapai Rp1,057 triliun, turun 7 persen YoY (+63 persen QoQ) dibandingkan tahun sebelumnya, mewakili marjin EBITDA sebesar 43 persen.
Selain itu, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp677 miliar pada kuartal I 2023, yang merupakan margin laba bersih sebesar 28 persen. Meskipun demikian, MNCN mencatatkan peningkatan 92 persen secara dibandingkan kuartal IV 2022.
Meskipun terus mendapat tekanan dari pengiklan pada penempatan iklan di media tradisional, khususnya di TV FTA yang disebabkan oleh implementasi parsial ASO, MNCN telah berhasil meningkatkan kinerja keuangannya secara QoQ.
Dari sisi belanja iklan, perseroan masih terus menyerap hampir setengah dari belanja iklan nasional pada kuartal I 2023 sebesar 45,1 persen. Namun, MNCN melihat hambatan yang saat ini terjadi terhadap kepercayaan pengiklan bersifat sementara, karena prospek pada kuartal II 2023 dan seterusnya akan positif dengan adanya kejelasan yang lebih baik tentang dampak ASO, serta segenap rencana program berprofil tinggi yang akan disiarkan selama periode tersebut.