Hal itu, bermula dari 21 mesin pinball yang diberikan paman Malcolm Steinberg. Bermodalkan mesin pinball tersebut, Malcolm membuat kesepakatan dengan pemilik toko ikan yang juga memiliki bar yang menjual keripik dan susu.
Dia meminta kepada pemilik toko ikan tersebut untuk memberinya ruang di salah satu pojokan toko itu untuk menempatkan 21 mesin pinball.
"Malcolm Steinberg baru berusia 18 tahun saat itu tetapi dia membuat kesepakatan dengan pemilik toko ikan untuk memberinya ruang bagi mesin pinball dengan imbalan 50:50 untuk hasil dari permainan itu. Tentu saja ini agak kontroversial karena mesin pinball terlihat menarik di toko yang tidak terlalu dilirik," bunyi laporan Pertnow, dikutip Selasa (18/10/2022).
Namun dari pojokan toko ikan itulah bisnis Timezone berkembang. Saat video game menjadi sebuah momen fenomenal yang laris di seluruh dunia pada tahun 80-an, Timezone juga mencapai masa kejayaannya bersama sejumlah permainan yang melegenda seperti Pacman, 1942, dan Street Fighter 2.
Di tahun 1988, Timezone sudah memiliki 20 gerai di Australia. Menyusul kesuksesannya di Australia, Malcolm Steinberg mengembangkan Timezone hingga ke Selandia Baru di tahun 1992 dan mulai ekspansi ke Asia dengan perilisan gerai Timezone di Singapura tahun 1993.