JAKARTA, iNews.id - PT Sarana Mitra Luas Tbk (SML), salah satu pemain utama dalam jasa penyewaan forklift dan material handling equipment di Indonesia, tengah melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).
Hadi Suhermin, founder sekaligus CEO SML, mengatakan setelah cukup diakui dan mampu menguasai pasar di kawasan barat Indonesia, SML berencana untuk mengembangkan bisnisnya dengan melakukan penetrasi di wilayah timur Indonesia yang memiliki potensi besar dan belum di garap selama ini.
Sebagai salah satu langkah nyata guna mendukung ekspansi tersebut, SML pada tahun ini melakukan IPO, dan saat ini telah resmi memulai masa penawaran awal (book building) sejak tanggal 30 Maret 2023 sampai dengan tanggal 11 April 2023.
Berdasarkan informasi yang tertuang dalam Prospektus Awal, Perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 1,75 miliar Saham Baru atau setara dengan 20 persen dari modal disetor setelah IPO yang ditawarkan pada rentang harga Rp100 – Rp200 per saham, dengan target dana yang terkumpul antara Rp175 miliar-Rp350 miliar.
Dana hasil IPO tersebut sebagian besar rencananya akan digunakan untuk belanja modal diantaranya pembelian unit forklift baru, unit lithium battery untuk forklift elektrik, dan unit kendaraan operasional, serta sisanya akan digunakan untuk mendanai kebutuhan operasional sehari-hari.
Bersamaan dengan IPO ini, Sarana Mitra Luas juga akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,45 miliar Waran Seri I dengan rasio setiap pemegang 5 Saham Baru berhak memperoleh 7 Waran Seri I dengan harga pelaksanaan sebesar Rp500 per saham.
Dalam rangka mendukung proses IPO ini, Sarana Mitra Luas telah menunjuk PT MNC Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek.
Direktur Investment Banking PT MNC Sekuritas, Hary Herdiyanto, mengungkapkan bahwa IPO SML memiliki cukup banyak investment thesis yang dapat menjadi pertimbangan calon investor, yang utama antara lain adalah business model yang aman dan profitable.
Selain itu, didukung oleh pelanggan berkualitas tinggi dan kontrak jangka panjang (3-4 tahun) dan marjin usaha yang sangat baik, dimana secara historis Perseroan mampu mencatatkan marjin laba bersih berkisar antara 10% s/d 25% dan marjin laba kotor berkisar antara 30 persen s/d 40 persen.
“Poin berikutnya yang dapat menjadi pertimbangan adalah solidnya capital structure Perseroan, dimana rasio hutang berbanding ekuitas Perseroan per tangal 31 Oktober 2022 yang tercatat hanya sebesar 0,43x, atau kurang dari 1x, menunjukkan tingkat kesehatan yang sangat baik dan secara tidak langsung menunjukkan default risk yang terbatas,” ungkap Hary.
Masa book building saham SMIL berlangsung sejak tanggal 30 Maret 2023 hingga 11 April 2023. Selanjutnya untuk jadwal masa penawaran umum diperkirakan akan berlangsung pada tanggal 3–8 Mei 2023 dan ditargetkan dapat resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 10 Mei 2023. Informasi lebih lanjut, kunjungi: http://bit.ly/smilipo.