Dia menyampaikan, kinerja perekonomian Indonesia sampai dengan kuartal II 2022 masih menunjukkan tren positif, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,44 persen.
Indikator dini ekonomi Indonesia hingga Agustus 2022 masih menunjukkan keberlanjutan tren pemulihan meskipun beberapa risiko tetap harus diwaspadai.
"Ekspor pada bulan Agustus 2022 tercatat 27,91 miliar dolar AS, tertinggi dalam sejarah. Sedangkan, neraca perdagangan bulan Agustus melanjutkan surplus pada 28 bulan terakhir, sebesar 5,76 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Secara kumulatif surplus neraca perdagangan mencapai 34,92 miliar dolar AS," ujar Sri Mulyani.
Terkait dengan itu, pemerintah akan terus mengupayaka n berlanjutnya pemuluhan ekonomi melalui dukungan APBN. Pada kuartal III dan IV 2022, dukungan belanja APBN diharapkan semakin optimal, terutama melalui anggaran perlinsos, termasuk penyaluran bansos tambahan BLT BBM dan bantuan subsidi upah.
Dengan kinerja positif pendapatan hingga saat ini, pemerintah juga berupaya mengurangi defisit APBN 2022, sehingga realisasi defisit di akhir tahun diperkirakan jauh lebih rendah dari 4,50 persen PDB (Perpres 98/2022).
"Inilah komitmen pemerintah dalam menggunakan APBN untuk terus melindungi masyarakat, perekonomian, dan sekaligus melindungi APBN agar Indonesia terjaga secara seimbang," tutur Sri Mulyani.