Airlangga dan Maroš juga membahas pentingnya early harvest sebelum ratifikasi penuh, termasuk dialog reguler dan peningkatan kerja sama bisnis. Airlangga menekankan peran UMKM dalam implementasi IEU-CEPA.
“UMKM harus dapat merasakan perbedaan nyata sebelum dan sesudah perjanjian ini berlaku,” tuturnya.
Maroš menambahkan, UMKM juga penting bagi Eropa, karena 99 persen perusahaan di Uni Eropa adalah UMKM.
"ASEAN–EU memiliki potensi besar dalam kerja sama digital, termasuk peningkatan perjanjian perdagangan bebas yang harus menyesuaikan dengan perkembangan transaksi elektronik dan kepabeanan digital,” tuturnya.
Pertemuan ditutup dengan penandatanganan dan pengumuman bersama terkait Penyelesaian Substansial Perundingan IEU-CEPA serta agenda Indonesia–EU Business Outlook.