Terkait dengan itu, Menteri BUMN berharap Pelindo Group menjadi kekuatan ekonomi baru di Indonesia untuk menyeimbangkan pasar di sektor kelautan. Khususnya, menekan tingginya biaya logistik.
Seusai merger, lanjutnya, semua entitas Pelindo Group berada dalam payung PT Pelabuhan Indonesia (Persero). Salah satu fokus dari penggabungan ke-4 BUMN pelabuhan itu, adalah pengembangan pelabuhan peti kemas.
Dia menjelaskan, penggabungan perseroan dalam satu payung Holding BUMN Kepelabuhan akan diikuti dengan pembentukan sub-holding. Tujuannya, sub-holding bisa mendorong kegiatan kegiatan operasionalnya.
Sebagai operator utama sejumlah pelabuhan di Indonesia, keberadaan empat perseroan dalam satu holding baru, juga dinilai mampu menghadirkan layanan yang terintegrasi dan terstandarisasi.
Artinya, layanan di satu pelabuhan akan sama dengan pelabuhan lainnya. Bahkan, merger Pelindo Group diyakini bisa membuat kualitas layanan logistik di Tanah Air semakin meningkat.
Menteri BUMN Menambahkan, keberadaan holding pelabuhan mampu menekan biaya logistik yang saat ini tercatat masih berada di level 23,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Angka itu berbeda dengan Malaysia yang hanya mencapai 13 persen dari PDB negara setempat. Besarnya biaya logistik ini sangat berpengaruh pada indeks kemudahan berusaha yang selama ini menjadi perhatian calon investor untuk berinvestasi di sebuah negara.