Dia menyampaikan, dalam melakukan penarikan utang seperti perilisan Surat Berharga Negara (SBN) dilakukan dengan hati-hati dan dicari waktu yang paling tepat supaya tidak menimbulkan gejolak di pasar keuangan.
"Oleh karena itu target dan timing lelang untuk SBN akan dilakukan secara hati-hati menyesuaikan dinamika pasar. Kita akan menggunakan optimalisasi penerbitan SBN ritel untuk bisa perkuat ritel investor di Indonesia dan di dalam negeri," ujar Sri Mulyani.
Sementara itu, untuk pembiayaan defisit juga dilakukan melalui kas negara yang masih tersedia hingga kerjasama atau burden sharing dengan Bank Indonesia (BI). Dengan cara tersebut, sambung dia, penarikan utang bisa diminimalisir.
"Kita juga akan andalkan sumber pembiayaan non utang seperti saldo kas BLU, SAL dan SILPA dan tentu kita terus koordinasi dengan BI dan otoritas terkait," tutur Sri Mulyani.