Menurut Aris, hal ini disebabkan oleh perlambatan dari produk AJK yang mengalami penurunan signifikan dari Rp 877,8 miliar menjadi Rp 617,0 miliar di kuarta I-2024.
“Selain itu juga adanya upaya BRI Life memperbaiki kualitas penjualan, melalui penyesuaian produk dan channel mix, sehingga kanal yang mengalami pertumbuhan pada Q1-2024 hanya dari kanal Inbranch dengan pertumbuhan 16,9 persen” paparnya.
Aset investasi perusahaan tumbuh 10,6 persen, sudah termasuk aset Unit Link, dengan menghasilkan return sebesar Rp391,0 miliar tumbuh 26,5 persen Yoy.
Sedangkan, tingkat pengembalian investasi pada di kuarta I-2024 berada pada kisaran 6 persen, meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya 5,6 persen.
Selanjutnya, Untuk ratio RBC BRI Life mencapai 547,3 persen jauh diatas persyaratan minimum 120 persen dari OJK, hal ini menunjukkan bahwa BRI Life sangat sehat.