Salasiah bangga, karena produk hasil karya tangannya sudah dijual sampai ke Irak. Produknya diakui bisa bertahan sampai satu tahun dan bisa lebih awet bila dilapisi pernis sebagai sentuhan akhir. "Supaya mengkilap," katanya.
Selain penggunaan rumput purun, Salasiah juga menggunakan bahan eceng gondok kering. Bukan dianyam dijadikan tas, melainkan dikepang untuk dijadikan sebagai tali, karena memiliki permukaan yang lebih tebal.
Dia bercerita jika pernah mendapatkan pesanan sebanyak 600 buah dari PNM Cabang Banjarmasin untuk sebuah acara. Dia bisa menyelesaikan pesanan itu selama rentang waktu dua minggu. "Pesanannya berupa tas ukuran kecil," tuturnya.
PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekaar) yang diluncurkan pada 2015, merupakan layanan pinjaman modal untuk perempuan prasejahtera pelaku UMKM. Pada dasarnya, nasabah PNM Mekaar memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam berusaha, namun terbatasnya akses pembiayaan modal kerja menyebabkan keterampilan berusaha kurang termanfaatkan. Beberapa alasan keterbatasan akses tersebut meliputi kendala formalitas, skala usaha, dan ketiadaan agunan.
Oleh karena itu, perusahaan menerapkan sistem kelompok tanggung renteng yang diharapkan dapat menjembatani kesenjangan akses pembiayaan sehingga para nasabah mampu mengembangkan usaha dalam rangka menggapai cita-cita dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
PNM tidak hanya memberikan modal usaha, tetapi juga melaksanakan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk. Hingga kini sudah ada 15,2 juta nasabah PNM di seluruh Indonesia.
Singkatnya, PNM bekerja untuk pemberdayaan nasabah melalui pembiayaan dan pendampingan. Keduanya, pembiayaan dan pendampingan merupakan dua sisi mata uang yang tidak boleh dipisahkan satu dengan lainnya.