Beberapa tokoh menghadapi tuduhan korupsi, pencucian uang, dan penghindaran pajak global. Namun salah satu pengungkapan terbesar adalah bagaimana orang-orang terkemuka dan kaya itu secara legal mendirikan perusahaan untuk diam-diam membeli properti di Inggris.
Dokumen-dokumen tersebut mengungkapkan beberapa pemilik dari 95.000 perusahaan offshore di balik pembelian tersebut. Pengungkapan ini menyoroti kegagalan pemerintah Inggris untuk memperkenalkan daftar pemilik properti asal luar negeri, meskipun berulang kali berjanji untuk melakukannya, di tengah kekhawatiran beberapa pembeli properti dapat menyembunyikan praktik pencucian uang.
Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan keluarganya, yang dituduh melakukan korupsi di negara mereka, adalah salah satu contoh. Penyelidikan menemukan keluarga Aliyev dan mitra terdekatnya diam-diam terlibat dalam kesepakatan properti di Inggris senilai lebih dari 400 juta poundsterling.
Banyak transaksi dalam dokumen tidak melanggar hukum. Tetapi Fergus Shiel dari ICIJ mengatakan, tidak pernah ada apa pun dalam skala ini dan itu menunjukkan kenyataan dari apa yang dapat ditawarkan perusahaan di luar negeri untuk membantu orang menyembunyikan uang tunai yang bermasalah atau menghindari pajak.
"Mereka menggunakan rekening di luar negeri itu, perwalian luar negeri itu untuk membeli ratusan juta dolar properti di negara lain, dan untuk memperkaya keluarga mereka sendiri, dengan mengorbankan warga negara mereka," katanya.
ICIJ meyakini penyelidikan itu 'membuka kotak pada banyak hal', itu mengapa diberi nama Pandora Papers.