Usai perubahan algoritma tersebut, pesanan petainya langsung meledak hingga 100 paket karena saat itu akun baru yang masih dibatasi. Sempat berhenti di 1,5 jam atau 2 jam live, Dira mengaku menghentikan aktivitasnya tersebut karena produknya habis terjual.
Dia mengakui ada kejadian naik turun saat berjualan tersebut, salah satunya saat akun 'Petai Wonogiri' terkena banned atau blokir dari pihak TikTok yang membuat mereka membuat akun baru bernama 'Produksi Wonogiri'.
Dira pun membagikan tips dan trik untuk para pelaku UMKM yang ingin berjualan online. Menurutnya, kuncinya jangan pernah malu untuk mendeskripsikan produk. Percaya diri sangat penting dan kunci utamanya harus telaten dan jangan pernah menyerah di waktu yang sama.
Menjaga kepercayaan juga jadi salah satu cara Petai Wonogiri untuk selalu melayani konsumen. Agar pembeli selalu percaya, khusus di toko mereka untuk Petai Wonogiri sendiri bisa tahan tujuh sampai 10 hari karena memang benar-benar pakai yang kulit hijau tua dan kulitnya kulit tebal.
"Kalau petai dari Wonogiri itu pun terkenal namanya itu petai padi. Petai padi itu rasanya manis dan bijinya enggak besar banget," ucapnya.
Dira menjual petainya dengan sistem per paket. Saat musim petai, harganya dijual Rp48.000 untuk 16 keris petai super dengan rata-rata Rp3.000 per keris. Sementara, petai sedang dengan isi 20 keris dihargai Rp44.000, dan petai pendek dihargai Rp37.000 dengan isi 22 keris.
Adapun, penjualan Petai Wonogiri sudah bisa dikirim ke seluruh Indonesia. Selain itu, penjualan petai ini sudah menembus pasar luar negeri, yakni ke Hongkong dan Taiwan.
"Kalau ke luar negeri sendiri itu kalau misalnya yang nyariin ekspedisinya dia terus nanti kita tinggal kirim barangnya biasanya itu harus ke Solo dulu kalau dari Wonogiri," ujarnya.