Geri pertama kali jual barang bekas secara online melalui kanal Instagram dan Facebook untuk menargetkan generasi milenial yang menggemari barang antik serta melalui kegiatan car free day (CFD) di hari minggu. Namun, dia mulai melakukan ekspansi dengan membuka toko offline.
Selain itu, menjual di toko offline juga dilakukan untuk menargetkan penggemar barang antik yang sudah memasuki usia senja. Hasilnya, pria berusia 31 tahun tersebut mengatakan, ada pelanggan dengan usia 84 tahun melihat motor bekas yang dijajakan di toko tersebut.
“Pembeli itu adalah Kakek Data. Dia memang tertarik dengan motor antik. Bahkan motor yang digunakan untuk mengunjungi toko ini sudah dipakai sejak SMA. Sesekali, dia bertukar cerita tentang kisah asmaranya bersama sang istri,” tuturnya.
Ke depannya, dia akan melakukan pengembangan produk, salah satunya menjual baju bekas yang berasal dari koleksi pribadi. Dia mengakui bahwa bisnisnya berawal dari hobinya yang sudah ditekuni dari sekolah menengah pertama (SMP) terhadap barang-barang antik seperti motor, helm, radio dan tv.
Penghasilan tertingginya pun selama 2 minggu mencapai Rp4 juta hingga Rp5 juta. Jika ingin berbelanja, pembeli bisa langsung datang ke Toko Kiri di kawasan Jakarta Selatan, Pom Bensin Pertamina samping TPU Jeruk Purut.
Berdasarkan pantauan di lapangan, banyak generasi muda yang menghabiskan waktu untuk ngabuburit selama bulan Ramadan sembari mengecek barang antik di toko tersebut.