Arief menuturkan, SPHP atau operasi pasar beras tersebut akan terus dilakukan sepanjang tahun terutama menjelang panen raya yang jatuh pada akhir Februari, Maret, dan April ini.
"Kita masifkan Program SPHP ini sampai dengan Panen Raya yang akan tiba sebentar lagi. Part berikutnya adalah bersama Kementan dan Bulog melakukan penyerapan panen lokal untuk stabilisasi ditingkat Petani dan mengisi kembali Gudang Bulog untuk CPP," ucapnya.
Menurutnya, Bapanas telah melakukan sejumlah langkah percepatan seperti pengiriman beras Bulog dari pelabuhan langsung ke gudang PT Food Station Tjipinang Jaya, BUMD DKI Jakarta yang bergerak di sektor pangan, agar memotong rantai distribusi sehingga beras bisa cepat disalurkan ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).
Selain itu, Bapanas juga mendorong beras Bulog masuk ke pasar retail agar semakin dekat dan mudah dijangkau masyarakat. Kini, mayarakat sudah bisa membeli beras premium Bulog seharga beras medium Rp47.250 per 5 kg, atau sesuai HET Rp9.450 per kg di sejumlah gerai retail modern. Beras dikemas dengan baik dan diberi label harga sehingga terhindar dari penyalahgunaan.
"Kita sudah cek di retail modern berasnya tersedia, di PIBC juga kita bersama Dirut Bulog kita terus pastikan stok dan harganya. Ini sesuai arahan Presiden agar operasi pasar beras di cek langsung pelaksanaannya di lapangan," ujarnya.
Sampai dengan 9 Februari ini Bulog telah menyalurkan sebanyak 258.000 ton beras untuk kegiatan SPHP atau operasi pasar guna meredam laju peningkatan harga beras di tingkat konsumen.