Dia memaparkan, ekonomi Indonesia masih sangat prospektif bagi investasi dan pengembangan pasar ke depan, terlebih lagi penetrasi digital akan melipatgandakan volume pasar serta transaksi.
“Indonesia masih menjadi motor ASEAN yang merupakan salah satu perekonomian terbesar di dunia. Kami memiliki populasi dan usia produktif yang melimpah,” ungkap John.
Meskipun kini perusahaan digital tengah ditekuk tren rontoknya likuiditas dan aliran investasi, bagi John, potensi Indonesia masih sangat besar bagi berbagai usaha rintisan. Dia menilai pasar akan menyeleksi entitas yang kompetitif dan relevan bagi masyarakat.
“Tetap prospektif bagi perusahaan digital, Indonesia menjanjikan penetrasi internet yang cepat, hingga potensi pasar cukup besar,” kata John.
Di lain sisi, terdapat beberapa sektor yang disebut John merupakan sasaran investasi yang empuk dalam beberapa waktu ke depan, seperti di sektor keuangan dan transisi energi terutama terkait energi terbarukan dan kendaraan listrik.
Untuk itu, John menegaskan bahwa Lippo Group siap menjalankan strategi kemitraan ataupun berinvestasi secara langsung. “Yang jelas, kami selalu menjalankan misi untuk melanjutkan pembangunan di Indonesia. Itulah yang kami harap dilakukan dalam 10 tahun ke depan,” tutur John.