Menurutnya, keberadaan depo menjadi penting, karena berperan dalam pemeliharaan sarana secara berkala dan perawatan berat. Depo LRT Jabodebek, nantinya memiliki kapasitas pemeliharaan 7 trainset secara bersamaan.
“Fungsi Depo adalah untuk melakukan pemeliharaan sarana, antara lain light maintenance, yakni pemeliharaan harian, bulanan, hingga tahunan serta heavy maintenance, yakni pemeliharaan tiap 6 tahunan,” kata Farid Budiyanto.
Selain itu, progres pembangunan OCC Room Operation Control Room) atau ruang kendali kereta LRT juga sudah berjalan signifikan yakni mencapai 93 persen. Nantinya, ruang kendali LRT akan dilakukan secara otomatis.
Menurutnya, progres pembangunan gedung menjadi salah satu yang paling penting, untuk memastikan kendali keseluruhan kereta di seluruh lintasan. Dengan semakin cepat OCC Room selesai, maka semakin cepat pula seluruh kereta mampu diuji coba operasionalnya.
“Hingga saat ini, progres gedung ini telah mencapai 93 persen,” ucap Farid.
Progres pembangunan depo telah mencapai 44,18 persen. "Kami butuh dukungan besar dari perbankan dan pemegang saham untuk kami selesaikan depo yang akan dibayar secara turnkey di mana total nilai kontraknya mencapai Rp4,2 triliun dan kami sudah dapat sindikasi pembiayaan kurang lebih Rp3,1 triliun," kata Farid.
Dengan dukungan sindikasi perbankan, perseroan berharap konstruksi depo dapat selesai secara keseluruhan pada awal 2022 dan LRT bisa beroperasi secara komersial pada pertengahan tahun depan.