JAKARTA, iNews.id - Penambahan armada bukan strategi tepat untuk menurunkan harga tiket pesawat. Hal itu justru akan menambah biaya produksi dan bunga financing (sewa pesawat), yang akhirnya akan dibebankan pada harga tiket pesawat.
Pernyataan itu disampaikan konsultan penerbangan sekaligus Presiden Direktur Aviator Indonesia, Zivan Narendra, dalam Market Review IDXChannel, Senin (22/8/2022).
"Dalam kondisi ekonomi dunia yang sedang mengalami gejolak seperti saat ini, penambahan pesawat bukan strategi yang signifikanuntuk memulihkan industri penerbangan dan menekan harga tiket pesawat, justru akan berpengaruh terhadap harga (tiket pesawat) pada ujungnya," kata Zivan.
Dia bahkan memprediksi kenaiakan harga avtur akan terus berlanjut selama kondisi konflik Rusia dan Ukrania berlangsung dan akan mempengaruhi industri penerbangan.
Untuk itu, langkah yang harus dilakukan adalah dengan mengoptimalkan armada yang ada untuk dapat memenuhi keterisian penumpang paling tidak 80 persen.
"Sehingga maskapai dapat bertahan tanpa harus menaikan harga tiket pesawat," ujar Zivan.
Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta Menteri BUMN Erick Thohir agar maskapai Garuda Indonesia segera menambah pesawat agar harga tiket pesawat bisa kembali ke harga normal.
Meskipun demikian, Presiden menyadari penambahan pesawat tidak mudah karena harga avtur internasional atau bahan bakar penerbangan sedang tinggi.