Alhasil, perusahaan memanfaatkan perubahan kebiasaan belanja di negara tersebut, karena konsumen beralih dari produk mewah kelas atas, dan menginginkan nilai yang lebih baik.
Hal ini juga terlihat di negara lain seperti Inggris dan Amerika Serikat, di mana e-commerce Temu juga sangat populer.
Namun, Temu telah menghadapi sejumlah masalah baru-baru ini, dengan perusahaan melihat beberapa protes pemasok di tempat-tempat seperti Guangzhou, China, terhadap denda perusahaan yang sangat tinggi untuk hal-hal seperti layanan pelanggan yang buruk.
Selain itu, kekeliruan terkait deskripsi produk atau paket yang salah, serta pengiriman yang terlambat dapat dikenakan denda keterlambatan mencapai lima kali lipat harga grosir produk.
Selain itu, Temu juga dituduh menahan pembayaran untuk produk yang dijual dan ada tuduhan bahwa pemiliknya, PPD Holdings, memberlakukan jadwal kerja yang berat bagi karyawannya dari pukul 11 pagi hingga 11 malam ditambah lembur.
Lebih jauh, Uni Eropa dilaporkan sedang dalam proses menerapkan pajak impor pada paket dari pengecer diskon daring China seperti Shein, AliExpress, dan Temu, yang sebelumnya tidak perlu mereka bayar.
Langkah ini dilakukan karena Uni Eropa berupaya melindungi bisnisnya sendiri dari pemotongan harga pengecer dan berpotensi mempersulit Temu untuk menjual barangnya pada tingkat harga saat ini.