Situasi ini membuat para pengusaha kelapa sawit Indonesia sempat merasa pesimis. Sebab jika penurunan terus terjadi ia khawatir penjualan ekspor ke China tidak akan mencapai 5 juta ton.
"Saya sampaikan ke mereka (China) bahwa kalau seperti ini terus mencapai 5 juta ton saja cukup berat. Jadi saya minta saran dari mereka apa yang harus kita lakukan," ucap Eddy.
Ia mengatakan salah satu solusi yang bisa ditawarkan ke pemerintah adalah melakukan penurunan harga jual sementara waktu. Hal ini perlu dilakukan karena sawit bukanlah satu-satunya minyak nabati di dunia.
"Memang ada perlu kebijakan pemerintah. Paling tidak di sini memainkan instrumen fiskal. Artinya pada waktu harga kita tidak kompetitif kita turunkan sementara, kemudian setelah menjadi kompetitif kembali kita naikkan lagi. Misalnya seperti itu," kata Eddy.