JAKARTA, iNews.id - Wakil Ketua Dewan Pimpinan Provinsi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DKI Jakarta Nurjaman menyebut, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) cukup berdampak pada dunia usaha. Pasalnya, dunia usaha tidak bisa memanfaatkan momentum untuk melakukan pemulihan pascapandemi Covid-19 dilonggarkan.
Nurjaman mengatakan, dengan adanya kenaikan harga BBM menjadi cukup berat untuk dunia usaha kembali bangkit pascapandemi Covid-19. Sebab, kenaikan harga BBM membuat biaya produksi menjadi tinggi, sedangkan sudah banyak simpanan uang yang digelontorkan untuk menyelamatkan usaha saat pandemi melanda.
"Karena BBM ini adalah satu elemen penting dalam industri, dampak dari kenaikan harga BBM itu kan berdampak pada harga bahan baku, ongkos produksi, hingga produk yang nantinya akan dijual," ujar Nurjaman saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Minggu (18/9/2022).
Dia mengkhawatirkan jika terjadi kenaikan harga jual produk akibat ongkos produksi yang tinggi, maka yang bakal tergerus adalah daya beli masyarakat. Sehingga saat ini dunia usaha masih menimbang untuk memacu produktivitas.
"Kalau daya beli berkurang, tentu pengusaha akan melakukan efisiensi, saat ini kami sudah melakukan, tetapi kondisi ini terjadi pagi, mau tidak mau, suka tidak suka efisiensi pada sektor pengurungan tenaga kerja bisa terjadi," kata dia.